“Selain itu, kuda sangat bermanfaat bagi alat transportasi dan alat pertahanan wilayah kerajaan Bima yang disebut Suba Jara atau pasukan berkuda,” kata L. Gita Ariadi, kepada Reporter Global FM Lombok, di ruang kerjanya, Kamis (30/6).
Gita menegaskan, Festival Kuda Bima ini akan menjadikan kuda sebagai icon Bima, yakni ingat kuda, ingat bima dan ingat bima, ingat kuda. Bagi masyarakat Bima, memiliki kuda merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Sebab, sebagian besar pejabat, pengusaha dan tokoh-tokoh terpandang di kabupaten/kota Bima memiliki kuda pacuan.
Selain itu, pelaksanaan pacoa jara diadakan di Tarena Jara atau latihan rutin setiap kamis dan minggu di lapangan Pacoa Jara Kabupaten Bima. Pacoa jara merupakan adu kecepatan kuda dengan joki cilik sebanyak 6 ekor kuda yang diatur berdasarkan kelas yang ditetapkan, sehingga tampil ataraktif dan menarik.
Berbagai event sebut Gita, akan digelar, seperti Parade 500 kuda hias beserta joki dan penuntun serta pasukan kavelari, bursa atau pameran serba kuda, seminar tentang kuda, pacoa jara, pacuan benhur, lomba lukis kuda dan lomba cerpen kuda. Festival yang diperkirakan menelan biaya Rp 1,1 miliar dari sharing Kementerian Budpar, Pemprov NTB, Kabupaten dan Kota Bima itu, akan memberikan hadiah menarik bagi para pemenang.
“Beberapa diantaranya, 60 ekor sapi, 19 unit motor, 30 unit TV, 20 HP, uang tunai dan lainnya. Digelarnya Festival Kuda Bima ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat peternakan. Selain itu, sebagai wahana promosi pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB,” harapnya.
sumber:koran lombok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar