24/11/11

Antara Baju dan Rumah Singgah #saveBima


uhh.. mungkin kalian bertanya-tanya. kq bisa cewe secantik itu mamakai dan mempromosikan baju #saveBima. Dia adalah HyunA artis korea dengan lagunya bubble pop, cek (http://www.youtube.com/watch?v=bw9CALKOvAI&ob=av3e) dengan goyangan sexinya yang hmm!! *melotot.. yahhh.. 

sekarang sih katanya teman-teman #saveBima lagi seneng sama artis korea neh. hmmm!! saya tidak bilang lagi ngikutin jaman lho.., atau karena boy band atau girls band yang lagi ngetren di negeri tercinta ini.. pikiran kalian aja yang seperti itu.. eh bisa jadi teman teman #saveBima bisa jadi boy band juga lho dengan membawa lagu bima.... hmm apa tuhh yang lagi ngetren sekarang di hp. yaaa. tepat.. mone x uli.. 

No problem for usall it is our creativity .. 
yang jelas kami akan memproduksi baju.. (banggaaaa..) yang tepatnya sih bukan produksi tapi membuat baju yang di pegang oleh hyuna untuk kegiatan touring yang di adakan di puncak. 

hanya untuk sekedar mengingatkan rangkaian acara nanti pasti bakalan seru lhoo..!! jadi kalaian pasti sedih kalau tidak bisa ikut, atau kalian tidak akan mengenal dengan teman teman rumah singgah #saveBima.. yang katanya sekarang sih lagi pada lidah nya kecanduan inggris .. alias learn English gitooo. karna mengikuti program Rumah Singgah #saveBima ! jadi kalian yang ga ikut hilang deh kesempatan untuk itu. 

selain menjunjung silaturahmi tentunya #saveBima juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa lho..!!!   (tepuk tangan... gaya deh.. ) dengan mewadahi teman teman yang berasal dari Bima di jakarta untuk bergabung dengan Rumah Singgah #saveBima. dengan program..!! hmmmm...!! masih rahasia nehhh..! karna pembahasan kita terlalu jauh untuk posting ini  dari ngomongin hyuna sampai program Rumah Singgah #saveBima kepanjangan kayanya.!! ^_^

yang pasti program ini sudah terbentuk sejak lama, dari kesadaran teman teman Bima untuk merubah hidupnya seperti terlihat dari motto nya 

"live happy, dead calm"

au deh artinya..

bajunya sangat terbatas.. karena setelah kami mempromosikan design bajunya sudah banya yang pesan baik dari teman teman on-line maupun off-line.  makanya kami sebenarnya kewalahan juga,. tapi sabar aja buat teman teman yang belom beruntung, nanti pasti ada kq periode selanjutnya!..

tetap ingat kenali sejarahmu, Cintai Budaya mu


bagi teman-teman yang ingin memesan bisa ke email save_bima@yahoo.com yaaa...

(pulunk86)


five ncuhi


Bima kingdom XIV century / XV is one of the regions under the reign of of Majapahit, located in the East Java (foreign), which in the book Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV in thementioned regions Sanghyang Api (mountain Sangiang-Wera),at that time in the Bima led by a young king named IndraEmerald, and government center is located in the regions NcuhiDara (Bima), Bima kingdom is divided into 5 (five) regions:

1. Ncuhi Dara, hold the power of regions central Bima
2. Ncuhi Parewa, hold the power of regions Southern Bima 3.Ncuhi Padolo, hold the power of regions Bima West
4. Ncuhi Banggapupa, hold the power of regions Northern Bima
5. Ncuhi Dorowani, hold the power of regions Bima East.

Broad sense of itself Ncuhi are chiefs who held their respectiveterritories.
The position is under the auspices of such a large kingdom of Majapahit, so the kingdom shall deposit the Bima Tribute toMajapahit.karna on record Odorico da Pordenone, a Roman Catholic monk from Italy who visited Java in 1321, mentions thatthe Javanese royal palace filled with gold jewelry, silver , andgems. Tribute received from conquered kingdoms will be collected at the of Majapahit of Majapahit.

23/11/11

Tansmigran di Sumbawa Barat Terancam Hidupnya


REPUBLIKA, SUMBAWA-- Warga transmigrasi di Sarana Pemukiman (SP) 3 Desa Talonang Kecamatan Sekongkang Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan minim akses pendidikan dan kesehatan.

Kepala Seksi Penempatan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sajadah, Kamis mengemukakan, pihaknya sampai saat ini masih sangat mengkhawatirkan layanan kesehatan dan pendidikan bagi warga binaan transmigrasi di kawasa itu.
"Di sana sudah ada UPT Transmigrasi, ada Sekolah Dasar Filial atau binaan Desa. Kondisinya belum memadai, demikian juga fasilitas bangku dan kursi. Anak-nak sekolah tanpa alas kaki. Demikian juga sarana kesahatan, di sana ada Pos kesehatan Pembantu (Postu) namun tidak terisi dan belum beroperasi karena tidak ada dokter, perawat dan bidan," kata Sajadah.
UPT di sana kata Sajadah ditempati lebih dari 200 kepala keluarga. Masing-masing KK mendapat satu unit rumah dengan lahan masing-masing seluas satu hektare. Warga di sana juga sehari-hari bergelut dengan mengola lahan garapan dengan tanaman utama Jagung dan Kedelai.
Sumber pengairan warga transmigrasi ini masih memanfaatkan hujan. Meski masuk dalam katagori daerah tadah hujan, namun karena iklim yang sejuk kawasan ini umumnya subur.
Sebagain warga binaan UPT juga disibukkan dengan beternak kambing dan unggas. Tidak adanya fasilitas kesehatan memadai dikhawatirkan akan semakin memicu mewabahnya malaria.
"Ada postu tapi di Desa Talonang, daerah transmigrasi lama. Jaraknya lebih dari tujuh kilometer. Di sana sulit transportasi, sebagain warga kesulitan mandatangi fasilitas kesehatan. Kami sudah meminta bahkan bersurat ke Bupati untuk menugaskan bidan dan perawat ke sana, namun belum terealisasi," terangnya.
Kawasan Talonang dan sekitarnya terkenal sebagai endemic utama malaria. Tiap tahun beberapa warga transmigrasi meninggal dunia akibat tidak kuasa menahan ganasnya penyakit ini.
sumber:(Republika.co.id)

22/11/11

Peduli Lingkungan Lewat Aksi #sweetersgogreen




























Banyak aksi keren yang mulai digagas lewat jejaring sosial, salah satunya aksi #sweetersgogreen yang akan digelar oleh pengguna twitter, khususnya yang berdomisili di Kota Mataram, Lombok. Aksi ini dikomandoi via twitter lewat akun @infolombok.


Akun twitter @infolombok sangat aktif mempromosikan pariwisata lombok melalui tweet-tweet yang tak jarang juga disertai berbagai foto menarik tentang keindahan pariwisata dan budaya Lombok. Sebelumnya pernah digelar event #KopdaRNTB yang menyatukan komunitas online-offline sebagai bagian dari rangkaian event on|off chat 2011.



#sweetersgogreen akan menjadi aksi nyata peduli lingkungan sekaligus Kopdar Komunitas (online,offline), bertemunya para pelaku jejaring sosial (read:twitter, facebook) yang turut serta dalam kegiatan ini. 


Aksi yang dilakukan berupa penanaman 7.000 bibit pohon di Taman Udayana, pada Minggu 27 November 2011

Hayooo, tertarik buat ikutan??? Langsung aja kirim nama dan nomor kontak ke alamat email : ari.diatmika(at)gmail(dot)com--ari.diatmika@gmail.com. Selain nunjukin kepedulian kita pada lingkugan, kegiatan ini juga bisa jadi ajang silaturrahmi dan menambah jaringan teman. Yuuuuk, pada ikutan!!!
Begitu juga dengan #saveBima sebentar lagi akan mengadakan touring bersama #saveBima di puncak,Bogor, Jakarta.  touring ini di adakan pada awal bulan desember ini. tepatnya pada hari sabtu tanggal 3 desember 2011dan berakhir pada hari minggu tgl 4 desember 2011.  sebagai ajang diskusi menarik dari teman teman #savebima mengajak teman teman NTB di jakarta untuk bergabung. 

kegiatan nanti meliputi, touring,  musik bersama, games seru, dan masih banyak kegiatan yang membuat teman teman semakin akrab.

kepemimpinan, komunikasi, kerja sama team, dan masih banyak lagi potensi kalian yang bisa kalian gali lebih  dalam lagi di kegiatan ini. 

untuk bergabung kalian langsung aja mention ke twitternya @saveBima atau bisa kunjungi FB: saveBima Nusa Tenggara , atau biasa ke email: save_bima@yahoo.com.


17/11/11

Slideshow foto untuk dana Mbojo

sangat kreaif sekali slideshow foto yang di buat oleh komunitas Babuju. dengan foto ini semoga kita mendapatkan gambaran masa lalu dari kehidupan masyarakat Bima. terima kasih buat komunitas Babuju. kenali budaya mu dalam berbagai kreatifitas. (pulunk86)

Komunitas Babuju - Untuk Dana Mbojo Slideshow & Video: TripAdvisor™ TripWow ★ Komunitas Babuju - Untuk Dana Mbojo Slideshow ★ to Dana Mbojo (near World).Stunning free travel slideshows on TripAdvisor

Hilangnya Tradisi Wa’a Mama Dan Sarau


Dua tradisi tersebut kini sudah tidak dilakukan lagi dalam prosesi pernikahan adat masyarakat Bima-Dompu. Hal itu didasari perkembangan zaman yang menuntut aktifitas manusia yang lebih cepat dan praktis. Jika menengok ke masa lalu, prosesi ini merupakan salah satu rangkaian proses yang lebih mengeratkan tali silaturahmi antara komunitas masyarakat terutama keluarga calon mempelai pria dan wanita.
Pada masa lalu, guna meningkatkan hubungan baik antara keluarga, maka kedua keluarga terus meningkatkan kegiatan silaturahim. Kegiatan yang dilakukan oleh kedua keluarga tersebut dinamakan “Pita Nggahi” ( mengulang kata) dalam pengertian memepererat hubungan kekeluargaan antara kedua keluarga. Selama masa “ Sodi Angi”, pihak orang tua dan keluarga pemuda akan melakukan berbagai jenis upacara adat seperti Wa’a Mama (Pengantaran Sirih) dan Wa’a Sarau (Pengantaran Camping)
 Wa’a Mama (Mengantar Sirih)
Wa’a mama artinya mengantar atau membawa bahan untuk makan sirih (mama) seperti nahi ( sirih), u’a ( pinang), tambaku ( tembakau), tagambe dan afu mama ( kapur khusus untuk pemakan sirih). Dalam pelaksanaanya pihak orang tua pemuda bukan hanya mengantar bahan untuk makan sirih ( mama) tetapi juga membawa berbagai jenis makanan dan kue tradisional.
Upacara Wa’a mama dilaksanakan pada awal musim panen ( oru pako) dan  dilangsungkan pada malam bulan purnama. Dari pihak keluarga pemuda akan diwakili oleh ompu panati dan tokoh – tokoh adat bersama kaum ibu. Dari pihak keluarga gadis akan diwakili oleh Wa’i Panati didampingi keluarga gadis dan kaum ibu. Wa’i Panati adalah Tokoh Adat Perempuan yang dipandang mampu seperti Ompu Panati dalam hal berpantun dan bersyair atau yang dituakan dalam proses Wa’a Mama ini. Dalam proses ini juga terjadi saling berbalas pantun antara Ompu Panati dan Wa’i Panati.
Semua barang yang dibawa oleh keluarga pemuda akan dibagi – bagikan kepada Galara, Lebe dan keluarga serta kerabat. Ada juga yang dimakan oleh gadis bersama teman – teman ketika sedang memanen padi di sawah.
Tujuan utama dari upacara wa’a mama ialah :
  • Mempererat ikatan kekeluargaan antara keluarga.
  • Sebagai pemberitahuan kepada seluruh keluarga dan masyarakat, bahwa putra – putri mereka sudah resmi Sodi Angi ( bertunangan). Karena itu keduanya tidak boleh dipinang lagi.
 Wa’a Sarau (Pengantaran Camping)
Secara harfiah wa’a sarau artinya mengantar atau membawa sarau (Camping) yaitu sejenis topi tradisional Bima-Dompu yang dibuat dari anyaman bambu. Upacara wa’a sarau hampir sama dengan upacara wa’a mama. Dilaksanakan pada musim tanam( oru mura). Barang – barang yang diantar adalah sarau dan berbagai jenis kue tradisional dan umbi – umbian serta buah – buahan dari kebun pemuda.
Penggunaan barang – barang yang dibawa oleh keluarga pemuda sama  dengan penggunaan barang – barang yang dibawa pada upacara wa’a mama. Tujuanya pun sama yaitu untuk meningkatkan hubungan silaturahmi dan sebagai pemberitahuan kepada seluruh keluarga dan masyarakat, tentang pertunangan putra – putri mereka.(*alan)

Sigi Nae Dena, Situs Sejarah Mbojo yang Terbengkalai



BERBICARA tentang sejarah mbojo, sigi na’e Dena masuk dalam situs sejarah mbojo. Sama halnya dengan sigi Sultan Salahuddin.

Kenapa seperti itu? Sejak kolonialisme Belanda menancapkan imperialismenya di Indonesia termasuk mbojo, sigi na’e Dena adalah bukti sejarah. Sigi na’e menjadi saksi hidup perjuangan para mujahidin Dena seperti ompu anco dalam mengusir penjajah.

Sigi Dena, selain tempat ibadah, juga menjadi markas perjuangan. Di masjid inilah strategi disusun ketika Belanda datang ke Dena.


Selain itu, Dena merupakan trandseter perjuangan. Sejarah mencatat, perang mbojo saat mengusir penjajah adalah perang Dena, perang Ngali dan perang Rasanggaro.

Di wilayah kecematan Madapangga, Dena adalah pusat segalanya. Dari sisi pendidikan maupun urusan agama. Yang ada hanyalah sigi na’e Dena dan lebe na’e Dena. Sementara desa lain seperti sigi monggo, sigi tonda, cepe lebe tonda dan atau cepe lebe monggo.

Hanya saja, nostalgia sejarah itu hanya sebuah kenangan. Mungkin juga hanya pelengkap sejarah mbojo atau Dena. Tetapi, situs sejarah ini hanya menjadi angin lalu. Bandingkan kondisi sigi na’e Dena dengan sigi monggo atau pun sigi mpuri. Secara kualitas tampilan, sangat jauh berbeda. Sigi na’e Dena jauh tertinggal.

Bertahun-tahun terbengkalai dalam kondisi yang tidak menentu. Berganti-ganti rancangan bangunannya tapi tidak kunjung selesai, hingga kini. Inikah penghormatan terhadap sejarah?

Sungguh luar biasa berdosanya kita pada sejarah, setidaknya para pendiri sigi ini. Atau setidaknya para mujahid yang memanfaatkan sigi na’e Dena sebagai tempar berdakwah dan berjuang fiisabilill haq.

”Tahopu sambea di uma daripada sambea ari sigi” celetuk seorang warga yang enggan namanya diekspos. Tentu, masyarakat akan risih jika harus sholat di tempat yang masih berantakan dan cenderung terlihat kumuh dan kotor.

Imbasnya, semakin malas generasi muda dalam meramaikan sigi. Itu terjadi, hampir tidak ada aktivitas lain di sigi na’e Dena selain untuk ibada sholat wajib.

Walau kita harus mengakui, di bawah kepemimpinan Dae Ferry sebagai bupati Bima, kondisinya sudah mulai berubah. Perbaikan sudah nampak serius dikerjakan. Cukuplah kita melupakan sejarah perang Dena. Jangan sampai kita ‘menghancurkan’ situs bersejarah yang menjadi saksi hidup sejarah Dena dan mbojo ini. (gus)

yuk berkunjung ke BIMA


Kota Bima NTB adalah salah satu dari dua kota yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 kota, yaitu Bima dan Mataram.
Jika ingin menikmati keindahaan pantai, Anda bisa berkunjung ke pantai Lawata. selain ituu ada banyak obyek – obyek wisata di Kota Bima antara lain, Museum Asi Mbojo, Bukit Danataraha, Pantai Ule, Pulau Kambing, dan masih banyaak obyek – obyek wisata lainnya.
Sesuatu yang khas di Bima anda bisa mendapatkan kerajinan kain tenun dan kulinernya. Tembe nggoli merupakan hasil kerajinan berupa sarung tenun tangan khas Bima.
Berbagai macam kuliner khas Bima yang patut Anda coba jika berkunjung di Kota ini antara lain, tumi sepi (sepi adalah makanan khas Bima yang terbuat dari udang rebon), sia dungga (sambal jeruk dan bawang), uta londe (ikan bandeng), uta maju (daging rusa), mangge mada (gulai jantung pisang), uta mbeca ro’o parongge (sayur daun kelor), dan masih banyak kuliner khas Bima lainnya

15/11/11

CAKRANEGARA KOTA BUDAYA & PUSAT EKONOMI NTB



MASA-MASA KEPEMERINTAHAN KERAJAAN CAKRANEGARA LOMBOK

Masa dari tahun 1866 sampai 1900 pemerintahan Cakranegara tumbuh subur dan makmur [28] walaupun pada waktu itu ada beberapa kekacauan seperti terjadi perselisihan-perselisihan antara masyarakat Hindu dengan masyarakat asli (suku Sasak), dilanjutkan dengan datangnya ekspedisi Belanda tahun 1894 mulai ada campurtangan Belanda, hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan kota Cakranegara.

Masa dari tahun 1900 sampai 1945 (masa kebangkitan Nasional), pada masa ini terjadi dualisme pemerintahan. Pemerintahan Hindu berpusat di Cakranegara, sedangkan pemerintahan Belanda berpusat di pertengahan antara Mataram dengan Ampenan. Belanda mulai mengarahkan usahanya bagi pembangunan ekonomi, dengan cara dibangunnya beberapa sarana dan prasarana pemerintahan seperti gedung kantor (kantor assisten residen, kontrolir, distrik), pasar, perumahan, dan jalan raya.

Pada masa ini sudah mulai diperhatikan tentang pengembangan wilayah, tidak saja pengembangan dari segi fisik namun dari segi lainnya seperti : pendidikan , ekonomi, dan sosial budaya. dengan berkembangnya sistem pendidikan modern pengaruh kekuatan Eropa mulai menyerap secara berangsur-angsur terutama wilayah Ampenan, sedikit berpengauh di wilayah Mataram dan Cakranegara. dengan dibangunnya sebuah HIS, beberapa buah volkschool dan vervolgschool di tiap-tiap ibukota kedistrikan.

Jika sebelum kekuasaan Belanda datang di pulau Lombok ini hampir seluruh orang Sasak maupun orang Hindu menumpu kehidupannya dari hasil pertanian. Pada masa kedudukan Belanda hubungan dengan dunia luar cukup baik, hal ini terbukti oleh adanya kedatangan bangsa-bangsa lainnya seperti Cina dan Arab, berdatangan menginjak ke Pulau Lombok ini melalui pelabuhan Ampenan. Dan akhirnya di kota Ampenan inilah mulai berkembang pusat perdagangan sebagai benteng perekonomian bagi bangsa Belanda dan lambat laun mengarah ke Mataram dan akhirnya ke Cakranegara.

Masa dari tahun 1945 sampai 1959. pada masa ini pergantian kepemimpinan pemerintahan di pulau Lombok. Untuk Lombok timur oleh Mamiq Padelah, Lombok tengah Lalu Srinata, dan Lombok barat I Gusti Ngurah berpusat di Cakranegara. pada tahun 1950, masuk wilayah republik Indonesia dan terbentuknya pemerintahan daerah tingkat I Nusa Tenggara Barat berpusat di Mataram, tentang perpindahan ibukota pemerintahan ke wilayah Mataram tidak dijelaskan secara rinci.

Masa dari tahun 1959 sampai 1965 (daerah tingkat II Lombok Barat dengan bupati pertama Lalu Anggrat, BA). Pada masa ini pusat pemerintahan tidak lagi di Cakranegara, melainkan di Mataram, oleh sebab itu kebijakan pemerintah pada masa ini lebih banyak mengambil tindakan yang strategis dan mendasar dibidang pemerintahan untuk kota Mataram khususnya, dan menghapus struktur birokrasi pemerintahan wilayah kepunggawaan orang Bali, (kepunggawaan Cakranegara) diganti dengan kedistrikan Cakranegara yang tidak lagi khusus membawahi seluruh permukiman masyarakat Hindu-Bali. Kedudukan kedistrikan Cakranegara disamakan dengan kedistrikan lainnya yang mempunyai satu wilayah pemerintahan berdasarkan teritorial.

Masa dari tahun 1965 sampai 1972 (daerah tingkat II Lombok Barat dengan bupati kedua Drs. Sa`id). Pada masa ini sistem pemerintahan kedistrikan yang di bentuk oleh Lalu Angrat, BA dihapus karena mempunyai nuansa “negara di dalam negara” dan diganti dengan pemerintahan Kecamatan.

Sejak dari tahun 1972 sampai sekarang, kota Cakranegara yang dahulunya merupakan ibukota pemerintahan terbesar di pulau ini, kini berubah menjadi sebuah kota kecamatan, di bawah kodya Mataram. Hal ini sedikit berpengaruh terhadap penentuan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan wilayahnya

(sumber: group FB. CAKRANEGARA KOTA BUDAYA & PUSAT EKONOMI NTB)

14/11/11

Berkas Perkara Bom Bima Dinyatakan Lengkap


Perkara terorisme di pondok pesantren Umar bin Khattab (UBK) di Bima, NTB, semakin mendekati persidangan. Sebab, minggu ini berkas para tersangka telah dinyatakan lengkap (P21).

"Perkara teroris Umar Bin Khattab itu dibagi tujuh berkas, dan kemarin sudah dinyatakan lengkap P21 oleh Kejati NTB. Jadi kita berharap segera disidangkan," ujar Kepala Kejaksaan Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Salim saat ditemui di sela-sela Rapat Kerja Kejaksaan di Hotel Yasmin, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (11/11/2011).

Salim menuturkan, saat ini jaksa tengah menyusun rencana dakwaan sembari menunggu pelimpahan tahap II, yakni tersangka dan barang bukti dari pihak Polda NTB. Jika prosedur itu telah dilakukan, maka tinggal melimpahkan perkara ini ke pengadilan untuk disidangkan.

"Diharapkan tidak terlalu lama dapat dilimpahkan ke pengadilan," harapnya.

Dijelaskan dia, para tersangka dalam kasus akan didakwa dengan pasal pidana UU Terorisme. Namun, Salim enggan menjelaskan lebih detail soal pasal-pasal yang didakwakan.

"Dakwaannya masih seputar terorisme, untuk pasalnya masih kita rumuskan melalui ekspose perkara yang saya pimpin sendiri," dalih Salim.

Dalam perkara ini, 8 orang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah seorang pemimpin pondok Umar bin Khattab, Abrori dan 7 orang santrinya. Namun, jaksa menyusun dakwaan atas 7 berkas. Dengan demikian ada 2 tersangka yang digabung dalam satu berkas.

Sebelumnya menurut Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Sukarman, pimpinan pondok, Abrori terancam pidana hukuman mati atas kasus ledakan bom di pondok Umar bin Khattab tersebut. Dia dijerat dengan pasal 187 ayat 3 subsider pasal 187 bis KUHP tentang kejahatan yang membahayakan keamanan umum. Abrori pun terancam hukuman mati atau paling lama 20 tahun penjara.


Putra Dana Mbojo, Terima Sertifikasi Wartawan Utama | Portal Berita Komunitas Babuju Bima BABUJU.COM

Putra Dana Mbojo, Terima Sertifikasi Wartawan Utama | Portal Berita Komunitas Babuju Bima BABUJU.COM

13/11/11

diskusi menarik tentang pertambangan di Bima

Bima, salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat, tiba-tiba bergolak. Sudah hampir sebulan ini rakyat melakukan gerakan perlawanan. Meskipun jarang menjadi perhatian dalam politik nasional, tetapi beberapa minggu terakhir ini perlawanan rakyat Bima telah menjadi sorotan.
Kejadian pertama yang menjadi sorotan adalah peristiwa 10 Februari 2011 lalu, di depan kantor kecamatan Lambu, Bima. Saat itu, ribuan warga Lambu menggelar aksi di kantor kecamatan dan mendesak sang camat untuk bersikap menolak pertambangan di daerahnya. Di tengah proses negosiasi, Polisi telah menyerang warga dan menembak beberapa orang warga.
Kejadian terbaru berlangsung 24 Februari lalu, di kecamatan Parado. Saat itu ribuan warga mendatangi Kantor Polsek untuk menuntut pembebasan Ahmadin, seorang aktivis yang ditahan Polres Bima karena dugaan melakukan pembakaran terhadap basecamp PT. Valey Sumbawa Mining. Karena Polisi tidak juga merespon dengan baik tuntutan warga, massa pun membakar kantor Polsek dan menyandera Kapolseknya. Sore harinya, sekitar pukul 18.10 WIB, Polisi menyerbu warga desa dengan senjata lengkap. Sembilan orang rakyat terkena tembakan peluru tajam dan tiga orang lainnya ditangkap.
Hampir semua kejadian itu bermula dari penolakan warga atas kehadiran perusahaan tambang di daerahnya. Dengan kehadiran perusahaan tambang tersebut, masyarakat mulai kehilangan akses terhadap sumber-sumber kehidupan seperti hutan, tanah, dan air. Selain itu, eksplorasi tambang itu tidak sedikit yang menyebabkan kerusakan ekologis, merusak lahan pertanian rakyat, mengganggu usaha ekonomi rakyat, dan lain sebagainya.
Meskipun sebagian besar tanahnya adalah daratan tinggi (70%), dan hanya 30% yang merupakan daratan rendah, Bima punya potensi alam yang besar: emas, tembaga, pasir besi, dan mangan. Bupati Bima, Ferry Zulkarnain, telah mengobral sejumlah ijin pertambangan kepada sejumlah perusahaan untuk mengeksploitasi kekayaan alam di Bumi Maja Labo Dahu. Di Kecamatan Lambu sendiri, Bupati Ferry Zulkarnain telah memberi ijin usaha pertambangan kepada dua perusahaan, yaitu PT. Sumber Mineral Nusantara dan PT. Indo Mineral Cipta Persada. Selain melalui ijin usaha dari bupati, beberapa perusahaan tambang itu mendapatkan ijin melalui kontrak karya bersama pemerintah pusat.
Kejadian ini tidak bisa dipisahkan dari kebijakan neoliberal yang dipraktekkan pemerintah pusat. Melalui dua kebijakan perundangan yang berbau neoliberal, yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, pemerintah daerah diberi kekuasaan untuk mengeluarkan ijin pertambangan. Dan, dengan demikian, modal asing juga punya keleluasaan untuk masuk dan mengeruk kekayaan daerah.
Bagi rakyat Bima, yang punya ikatan kuat secara kultural dengan alam dan tanahnya, kehadiran perusahaan tambang tersebut jelas merupakan ancaman terhadap kehidupan mereka. Karena itulah rakyat Bima telah melakukan perlawanan sehebat-hebatnya. Meskipun berkali-kali mendapatkan represi, tetapi perlawanan rakyat tidak memperlihatkan tanda-tanda akan surut.
Hanya saja, hal yang patut dihindari dari perlawanan ini adalah, bahwa perlawanan ini disempitkan menjadi isu kekerasan dan HAM semata, sementara pemicu kemarahan rakyatnya tidak dikuatkan. Oleh karena itu, berhubung kejadian semacam ini terjadi juga di daerah-daerah lain, maka solidaritas dan jaringan perlawanan menjadi sangat penting.
Sangat penting bagi gerakan anti-imperialisme, mengingat bahwa sebagian besar perusahaan tambang ini adalah perusahaan asing, bahwa isu semacam ini bisa menjadi amunisi tambahan untuk membangun persatuan nasional melawan imperialisme

DISKUSI MENARIK DI FACEBOOK MENGENAI TAMBANG


Ilham Abdul Rasul Se Banyak diantara kita yg membuat kesimpulan dengan sebuah asumsi. Terkait tambang kita butuh waktu yg panjang untuk mengkajinya, tidak boleh kita hanya karna pernah melihat penambangan yg tidak banyak memberi keuntungan buat rakyat lalu kita secara reaktif melakukan penolakan seolah apa yg pernah kita lihat persis akan terjadi karna yang demikian dg menumpang istilah kang jalal sebagai kesalahan berpikir karna kita berusaha menggenaralisasi semua masalah, problem freeport hanyalah sebuah kasus dan tdk boleh lantaran kasus itu lalu kita membayangkan bahwa kasus yg sama akan terjadi di Bima ketika penambangan dilakukan dan yg tidak kalah pentingnya adalah kita harus berusaha untuk tidak reaktif dg melakukan provokasi yg berlebihan. Hemat saya buka aja ruang uji akademik tentang manfaat atau kemudharatan jika penambangab dilakukan, sy pikir cara seperti itu lebih elegan dan hasilnya bisa mendapat legitimasi yg kokoh secara akademik. Barulah kita berada pd satu kesimpulan haruskah penambangan dilanjut atau dihentikan. Selamat mencoba


Andi Tenriajeng 
over generalisation -kata kang jalal- tapi hemat saya suara lokal patut dipertimbangkan, kritisisme masyarakat patut diacungi jempol, sebab tidak ada pertambangan yg menguntungkan dalam jangka panjang, contohnya di kampung saya Tanabatue, sebuah sungai yang mengalir kami beri nama sungai Sampie, dulu saya ingat waktu masih kecil airnya mengalir jernih dan deras, penduduk menggantungkan kebutuhan air disana juga mengambil ikan dari sana, tapi kini sungai itu kering, tertinggal batu-batu gunung dan penggundulan akibat pertambangan disana. setelah pasir&batunya dikeruk untuk ditambang dijadikan bahan dasar bangunan, sungai itu ditinggalkan begiti saja tanpa rehabilitasi. kalopun ada rehabilitasi itu butuh waktu lama bro. 
btw, sy tdk tau kenapa dimasukkan dlm group Bima Institute ini, mungkin karena sahabat saya kebanyakan org Bima ^_^, Tks Admin.



Murthadha Subhani memahami struktur kesimpulan dalam memahami objek persoalan jangan terjebak pada sikap pragmatis ,karna sadar tidak sadar kita sudah di politi sasi oleh segelintir orang dalam masalah ini .jadi persoalan itu tidak akan selesai kalau masih ada pelacur pelacuur intelektual yang main di belakang masalah ini




Ilham Abdul Rasul Se 
‎@ATA ; suara rakyat adalah suara tuhan sebuah jargon yg cukup membakar semangat perlawanan, sy mau bilang rakyat tetap harus menjadi variabel utama dlm setiap bangunan kebijakan pemerintah karna secara esensi kebutuhan rakyatlah yg hendak dijawab karna itu perbincangan soal rakyat tentu harga mati, trus soal fakta empiris yg menunjukkan rakyat kebanyakan menjadi korban penambangan hal itu juga saya pikir clear namun sekedar bahan banding buat kita pada kebanyakan negara timur tengah yg potensi tambangnya cukup besar yang saya tahu tidak pernah sekalipun rakyatnya menolak penambangan itu artinya disana rakyatnya tdk merasa menjadi korban dr kebijakan itu, kalau begitu kesimpulan kita atas beberapa fakta empirik yg terjadi di indonesia menjadi terbantahkan, karna itu hemat saya biarlah semua fakta empirik tadi menjadi tesis buat kita untuk melakukan telaah baru yang berujung pada lahirnya sintesa dimana itu yg akan menjadi fakta baru untuk kasus yg bakal terjadi berikutnya.orang2 tua dulu pernah bilang kalau ada seekor tikus menjadi ancaman dalam sebuah rumah jangan lantas karna kita membenci tikus lalu kita bakar rumah itu padahal tanpa kita sadari kita telah kehilangan rumah, maksud saya cara pandang yg menganggap bahwa kebijakan pemerintah untuk melakukan tambang hanya menguntungkan kalangan tertentu saja harus kita sedikit mengeliminasi karna boleh jadi apa yg kita duga sama sekali sebuah kesalahan mendasar yg boleh jadi justru merugikan rakyat yg kita mau bela.. Be positive thinking dan lakukan pemetaan secara akademis agar semuanya memberi hasil yang masuk akal. Makasih atas responnya bro.
@MS ; politisasi atau apapun sah2 saja dlm era keterbukaan bro hanya saja kita tidak lantas pesimis dengan semua upaya yg kita mau lakukan bro. Kan ada cara yang secara taktik bisa mematikan gerakan pragmatis kayak gitu bro. Heheh



Arief Rahman 
pertambangan dengan sistem dan manajemen yang baik bisa mengantarkan sebagian besar masyarakat sekitar daerah tambang menuju kesejahteraan, tapi itu tidak berlaku untuk Bima. Memang kita kaya tambang, tetapi kita miskin pemimpin yang jujurdan adil... kalau awal pengadaan usaha tambang saja tidak transparan dan ditengarai tidak memenuhi prinsip-prinsip keadilan untuk masyarakat, bagaimana kalau nanti ketika mesin-mesin itu mulai mebggerogoti dana mbojo dari dalam tanah?



Ilham Abdul Rasul Se 
‎@AR; saya termasuk orang bima yg kalau bicara bima selalu mau marah akibat ketidaksukaan saya terhadap segala sisi lemah pemda bima hari ini. Cuma terkait tema tambang ini sy berusaha sedemikian rupa untuk berpikir positif siapa tahu ini dapat memberi manfaat buat masy kita. Terkait semua yg tadi bro sampaikan banyak benarnya cuma saya mau hal ini kita dekatkan dengan cara pandang yang sifatnya lebih dapat dipertanggungjawabkan



sumber:(
https://www.facebook.com/groups/nurdinmicky/)